Nenek berusia 90 tahun yang bernama Mbah Sri (Ponco Sutiyem). Dia dikisahkan ingin berziarah ke makam suaminya bernama Pawiro Sahid yang merupakan tentara Indonesia pada masa Agresi Militer Belanda II. Pada awalnya, Mbah Sri mengira kalau suaminya disemayamkan di Taman Makam Pahlawan bersama pejuang Indonesia lainnya. Namun, Mbah Sri kemudian mendapat informasi dari rekan suaminya selama berperang bahwa Pawiro Sahid gugur di medan perang dan enggak dikubur di Taman Makam Pahlawan. Setelah itu, Mbah Sri pun melakukan perjalanan panjang untuk mencari makam sesungguhnya dari sang suami tercinta. Di lain sisi, cucu dari Mbah Sri yang bernama Prapto (Rukman Rosadi) hendak melaksanakan pernikahannya. Namun, pernikahan Prapto menjadi tertunda karena Mbah Sri yang merupakan satu-satunya anggota keluarganya pergi tanpa kabar untuk mencari makam kakeknya. Hal ini kemudian membuat Prapto melacak jejak sang nenek sekaligus menelusuri keberadaan makam kakeknya.
Mbah Sri (95 years old) is looking for the grave of her husband, who has been missing for decades, with one simple aim: she wants to rest in peace beside her husband’s grave.